07 Mei 2010

Perbankan Stop Kredit ke CPRO

Perbankan Stop Kredit ke CPRO Jum'at, 16 April 2010 - 07:25 wib Udang. Foto: Corbis.com JAKARTA - Kegagalan panen PT Central Proteinema Tbk (CPRO) bukan hanya berpotensi gagal bayar obligasi, tapi juga terhentinya aliran kredit untuk modal kerja anak usaha. Dua anak usaha CPRO, PT Aruna Wijaya Sakti dan PT Wachyuni Mandira, memiliki perjanjian pinjaman dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI). Nilai pinjaman yang disetujui maksimal Rp1,05 triliun dengan sifat revolving (berkelanjutan). Pinjaman untuk modal kerja dan investasi yang semestinya berkelanjutan itu terancam dihentikan karena prospek kinerja CPRO yang belum pasti akibat gagal panen. Pihak BNI menyatakan telah menghentikan tambahan kredit kepada Wachyuni Mandira seiring gagal panen karena adanya virus pada tambak perseroan. "Untuk tambahan pinjaman ke plasma tidak diteruskan karena tambak kena virus. Begitu juga kredit modal kerja kepada CPRO tidak jadi direalisasi. Sementara kredit yang berjalan sampai saat ini masih lancar," ujar Direktur Korporasi BNI Krishna Suparto di Jakarta. Perjanjian antara BNI dan anak usaha CPRO itu dibuat pada Juli 2009. Kala itu, BNI telah menyetujui penyaluran fasilitas kredit modal kerja dan atau kredit investasi kepada 1.121 plasma tambak udang Wachyuni Mandira dengan jumlah pembiayaan maksimum Rp170,4 miliar. Fasilitas ini bersifat revolving dengan jangka waktu 24 bulan untuk kredit modal dan 60 bulan untuk kredit adalah 60 bulan.Pinjaman tersebut sudah direalisasikan kepada 808 plasma tambak udang Wachyuni Mandira dengan jangka waktu perjanjian sampai Juli 2014. Namun, Krishna tidak menyebutkan besaran pinjaman yang sudah dikucurkan dan berapa tambahan pinjaman yang dihentikan. Sementara itu,berdasarkan perjanjian yang dilakukan pada 9 Februari 2009, BRI akan menyediakan fasilitas pinjaman bergulir maksimal Rp634 miliar kepada Aruna Wijaya dan Wachyuni Mandira. Fasilitas tersebut juga berupa kredit modal kerja dan kredit investasi dengan jangka waktu 24 bulan. Sejauh ini, BRI baru mengucurkan kredit sebesar Rp248,6 miliar kepada 1.614 petambak plasma tambak udang Wachyuni Mandira. Corporate Communication CPRO George Basoeki belum bisa memberi konfirmasi atas fasilitas pinjaman tersebut dan bagaimana kelanjutannya. Namun, pihaknya tetap berusaha untuk menyelesaikan masalah keuangan perseroan seiring gagal panen akibat virus tersebut. "Saya belum bisa konfirmasi masalah itu. Saya juga belum dengar masalah itu. Nanti saja biar pihak manajemen yang menjelaskan.Tapi, pada dasarnya, kami akan menyelesaikannya," terangnya. Dia melanjutkan, sejauh ini yang sudah direstrukturisasi adalah pembayaran kupon bunga obligasi Blue Ocean Resources bulan Desember 2009 senilai USD17,9 juta.Obligasi Blue Ocean itu sendiri bernilai USD325 juta yang jatuh tempo pada 2012. Pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) mengaku terus memantau perkembangan kinerja CPRO yang mencatat rugi bersih hingga Rp217,17 miliar selama 2009. Evaluasi dilakukan terkait penurunan kinerja serta dampaknya terhadap pelunasan bunga kupon obligasi perseroan. “Kami masih mengevaluasi CPRO.Sebab,masalah gagal bayar cukup serius dan manajemen perusahaan juga mengakui hal itu,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Eddy Sugito.(Juni Triyanto /Koran SI/wdi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar