07 Mei 2010

PERDAGANGAN SAHAM CP PRIMA SEBAIKNYA DISUSPEN

PERDAGANGAN SAHAM CP PRIMA SEBAIKNYA DISUSPEN rabu, 14 april 2010 17:53 wib JAKARTA--MI: Perkembangan kinerja keuangan PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) belum juga menunjukkan perbaikan yang berarti, ditandai dengan stagnannya harga saham perseroan di level Rp50 per saham selama periode 25 Februari hingga sesi I perdagangan 14 April 2010. Analis Anggota Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Satrio Utomo di Jakarta, Rabu (14/4) mengatakan, harga saham CPRO yang stagnan di level Rp50 menunjukkan bahwa investor mulai menghindari atau dengan kata lain tidak diminati lagi. "Investor ingin kejelasan dari kasus utang tersebut. Jadi, perseroan perlu cepat menjelaskan ke investor. Kalau tidak begitu, Bursa Efek Indonesia (BEI)lebih baik memberlakukan suspensi kembali," ujarnya. Ia menambahkan, manajemen perusahaan berkode CPRO dilantai bursa ini harus melakukan aksi korporasi sehingga otoritas pasar modal tidak kembali lagi menghentikan perdagangan saham sementara (suspensi). Seperti diketahui, produsen tambak udang ini sejak awal 2010 telah disuspensi sebanyak dua kali oleh pihak bursa. Suspensi pertama dilakukan pada 8 Januari dan dibuka 18 Januari. Setelah itu, kembali disupensi pada 1 Februari dan dibuka 23 Februari. Sementara itu, Analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono mengimbau agar perseroan perlu cepat menggelar paparan publik (public expose) terkait langkah-langkah manajemen yang akan dilakukan di masa depan dan juga bagaimana prospek ke depannya. "Harga Rp50 per saham itu menggambarkan keraguan di benak investor. Untuk itu, perseroan perlu buat public expose. Disana ada penjelasan dari pihak manajemen terhadap nasib perseroan ke depannya,"katanya. Sebagai informasi, manajemen perseroan menjelaskan serangan virus yang menjangkiti tambak udang hingga menurunkan kinerja keuangan perusahaan. Akibatnya, anak usaha CP Prima, Blue Ocean Resources berpotensi gagal bayar kupon bunga obligasi atas obligasi sebesar US$325 juta yang diterbitkannya dan jatuh tempo 2012. Namun, CP Prima akhirnya bisa meyakinkan para pemegang obligasi untuk menunda kewajiban pembayarannya. Dimana, CP Prima akan menegosiasikan restrukturisasi utangnya dengan para kreditur dalam tempo enam bulan ke depan. Sementara itu, Kabiro Penilaian Keuangan Sektor Riil Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Anis Baridwan mengatakan, pihaknya akan menelaah dan mengkaji hasil kinerja keuangan CP Prima tahun 2009 dibanding tahun sebelumnya. "Bila kinerja keuangannya lebih buruk 2009 dibanding 2008, kami akan mendalaminya dan tidak tertutup kemungkinan memanggil manajemen CP Prima. Hal itu tentu tidak hanya berlaku bagi CP Prima, tapi bagi semua emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia," katanya. Ketika ditanya apakah Bapepam berniat merekomendasikan kepada BEI agar saham CP Prima disuspensi karena kinerja keuangan kian memburuk, dia mengatakan hal itu menjadi wewenang otoritas bursa, bukan otoritas pasar modal. Sebelumnya Direktur Penilaian Perusahaan BEI, Eddy Sugito mengatakan pihaknya terus mengevaluasi dan memantau kinerja keuangan PT CP Prima karena kinerja keuangan perusahaan itu cenderung kurang bagus dalam dua tahun terakhir. Selain itu, otoritas bursa akan memantau pelunasan bunga kupon obligasi CP Prima senilai US$17,9 juta kepada para pemegang obligasi. "Kami terus mengevaluasi CP Prima dan jangan dibilang BEI tidak melakukan apa-apa. Sebab, masalah gagal bayar cukup serius dan manajemen perusahaan juga mengakui hal itu," katanya. (Ant/OL-02)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar